Makna Pohon Natal
Natal selalu istimewa. Pada waktu saya
kecil, hari-hari menjelang natal identik dengan bau kue kering yang
dipanggang, baju baru dan tentu saja pohon natal. Pohon natal kami
dihias dengan buah berwarna-warni, pita-pita dan tak lupa lampu
berkelap-kelip. Biasanya ditambah dengan kapas yang dipotong kecil-kecil
dan ditaruh diujung dahan sebagai pengganti salju.
Saya selalu melihat salju “kapas” di
pohon natal yang dipasang di penghujung tahun tersebut, sambil
membayangkan salju yang sebenarnya. Pohon natal di kampung halaman kami
bisa bertahan beberapa bulan. Biasanya menunggu kue kering yang
bertoples-toples habis, pohon yang indah itu kemudian disimpan sambil
menunggu natal tahun berikutnya.
Pelayanan telah membawa kami ke negeri
yang bersalju dimana saya dapat menyaksikan rupa pohon natal yang
sebenarnya. Setelah melewati musim panas dan gugur, biasanya semua jenis
pohon yang lain tidak akan bertahan di musim dingin. Seluruh daunnya
rontok, dahan-dahan menjadi kering. Konon itulah cara mereka untuk tetap
bertahan hidup terhadap perubahan cuaca yang sangat ekstrim. Dan tentu
saja jika semua telah berlalu mereka akan hidup kembali bahkan
merayakannya dengan mengeluarkan bunga-bunga yang sangat indah.
Tapi ada yang tidak terpengaruh dengan
kebiasaan pohon-pohon lainnya. Ia tetap berdiri tegar sepanjang tahun.
Daunnya tetap hijau dan sehat. Musim berganti, cuaca berubah, ia tabah
menghadapi. Di musim dingin, ketika salju turun, dahan-dahannya tetap
kuat menahan bongkahan-bongkahan salju. Dahan-dahan pohon ini cukup
lentur meski bongkahan salju itu cukup berat. Padahal ia juga harus
menahan angin dingin yang sangat menusuk, yang tidak akan mampu didera
oleh makhluk hidup manapun. Ia adalah pohon cemara yang menjadi lambang
pohon natal.
Betahun-tahun lewat dan saya selalu
menikmati pohon natal alami tersebut. Akhir December dimana cuaca akan
bertambah dingin dan membeku, hujan akan berubah menjadi salju putih
bersih dan jernih jatuh menutupi bumi. Sebagian akan mampir didahan
pohon cemara yang seperti telah menanti-natikan kedatangan mereka.
Dahannya yang tertutup salju akan bergoyang-goyang mengikuti irama lagu
natal yang terdengar dimana-mana menghibur orang yang sedang menggigil
kedinginan. Seakan-akan tersenyum dalam ketegarannya ia memberikan
jaminan bahwa kehidupan masih terus berjalan. Pohon-pohon cemara akan
tetap tegak berdiri meskipun nasib seringkali membawa mereka berhadapan
dengan kematian. Ketika tangan-tangan tak bertanggung jawab
memisahkannya dari sumber kehidupan dan membawa mereka ke rumah untuk
dijadikan pohon natal sementara yang akhirnya dibuang ke tempat sampah.
Entah yang saudara miliki pohon yang
asli atau palsu, belajarlah dari pohon itu. Ketegarannya, keindahannya,
keabadiannya. Bukankah Tuhan telah menciptakan kita seperti itu.
Sepanjang tahun, kita melawati juga berbagai masa. Masa menangis atau
tertawa, masa bergembira atau bersedih, masa menanti atau mendapatkan
yang dinanti, masa berlimpah atau kekurangan, masa diterima atau
ditolak, masa disakiti atau diobati, dst. Sebagian kita memberikan
respon bertahan dan menyembunyikan diri dari masa-masa yang sukar.
Jadinya seperti pohon-pohon yang kering selama musim dingin. Sebagian
lagi adalah orang-orang yang tabah dan tetap tersenyum kala melewati
masa-masa tersebut. Mereka adalah cemara-cemara yang tinggal hijau saat
yang lain mengalami kekeringan.
Bagi mereka, musim boleh berganti, masalah berat boleh datang, angin keras boleh menghantam, namun the show must going on.
Hari-hari susah tidak akan tinggal selamanya. Pengkhotbah katakan, ada
masanya untuk segala sesuatu. Yang sekarang sedih, tidak akan selamanya
bersedih, besok kegembiraan pasti menjelang. Yang sekarang kehilangan
tidak akan selamanya kehilangan, besok pengganti yang lebih baik pasti
akan datang.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
About Me
- Flaviana Febriani
- I'm teenager which make some stupid mistakes & trying to find a place in this world!. Ordinary person with an extraordinary life (:. I admire myself because I'm so proud to be me♥. Follow me: @flaviana27_


0 komentar:
Posting Komentar